Pagi belum sepenuhnya mengembang saat kawanan kelelawar kembali ke rumah mereka di tengah kota untuk istirahat pasca semalaman berburu makanan di seantero daerah. Puluhan pohon asam di pusat kota Soppeng menjadi rumah yang nyaman dan aman sebagai tempat tinggal dan beranak pinak turun temurun semenjak puluhan bahkan ratusan tahun silam. Konon kawanan kelelawar sudah menghuni pusat kota Soppeng sebelum munculnya La Temmamala sebagai Raja Soppeng pertama.
Meskipun tidak termasuk hewan endemik yang dilindungi undang-undang, jenis mamalia pemakan buah yang termasuk family Megachiroptera ini keberadaannya diayomi dengan Perda sehingga aman dari jangkauan para pemburu serta kemungkinan rusaknya pohon tempat koloni ribuan kelelawar tersebut bermukim.
Terbiasa berbagi habitat dengan manusia tak lagi membuat mamalia terbang ini terganggu dengan hiruk pikuk aktivitas sehari-hari manusia. Sebaliknya meskipun tergolong hama toh tak membuat warga menyimpan dendam atau amarah. Bukan saja bisa menerima kehadiran hewan nokturnal yang menjadi inang jutaan virus ini justru warga bangga kota mereka dijuluki sebagai Kota Kalong.
Hidup berdampingan secara damai tanpa saling mengusik antara dua mahluk berbeda spesies menjadi bukti bagaimana toleransi tanpa saling menyingkirkan bisa berlangsung di ruang publik diharapkan menginspirasi umat manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Seperti pagi ini, Senin, 24 April 2023, jalanan kota Soppeng kembali meluap oleh peserta jalan santai yang digelar alumni SMAN 200/1 Watansoppeng dalam rangka reuni yang memanfaatkan liburan Hari Raya Idul Fitri. Dengan kostum warna-warni sebagai penanda setiap angkatan sambil bercengkrama sepanjang jalan melepas rindu sembari mengenang masa-masa sekolah dulu.
Alumni sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan jamak dari kata dasar alumnus yang secara harfiah bermakna “anak susuan”. Sebagai sesama anak susuan SMAN 200/1 setiap alumni secara moral bertanggung-jawab menjaga nama baik serta kehormatan SMAN 200/1 sebagai “ibu susuan” di mana pun mereka beraktivitas.
Sebagai alumni yang lahir dari rahim yang sama bertanggung-jawab untuk saling mensupport sesama alumni, halnya dengan memikirkan masa depan adik-adik mereka yang saat ini masih dalam dekapan “ibu susuan”.
Harus diakui hari ini jumlah alumni yang belum berhasil memperoleh pekerjaan sesuai minat serta bakat mereka terbilang cukup besar dan problem ini diidap oleh semua lepasan institusi pendidikan termasuk institusi sekelas Unhas. Hanya saja kenyataan pahit ini seringkali diframing dengan menampilkan sejumlah kecil alumni sebagai representasi “keberhasilan” padahal dari segi jumlah sangat tidak signifikan.
Begitu halnya dengan jargon “kolaborasi” sebagai bentuk kerjasama sesama alumni seringkali maknanya direduksi dalam tafsir negatif sebagai kolusi dan nepotisme dalam pola rekrutmen suatu pekerjaan. Tanpa skill atau prestasi tidak mungkin misalnya sesama alumni bisa saling “menarik dan mendongkrak” dalam hal rekrutmen karyawan yang disayaratkan korporasi. Apa lagi pola rekrutmen dalam lingkup institusi pemerintah tidak mungkin diintervensi hanya karena pertimbangan enosional sesama alumni. Tidak ada pilihan lain serta jalan pintas kecuali IKA SMAN 200/1 harus lebih memperioritaskan kegiatan atau agenda yang beroreintasi pada peningkatan skill serta kemampuan intelektualitas alumni.
Kegiatan alumni sebaiknya tidak hanya fokus atau meletakkan skala prioritas pada hal yang bersifat selebrasi atau menganggap keberhasilan atau pencapain tertinggi manakala sukses menggelar seremonial tahunan. Hanya dengan terus mendorong kapasitas, keterampilan serta profesionalitas alumni membuat mereka bisa lolos dalam kompetisi yang semakin sulit dan ketat di masa depan.
Lewat tangan dingin serta pengalaman panjang sebagai akademisi dan birokrat kampus alumni percaya Prof Hasnawi Haris sebagai Ketua IKA mampu meletakkan paradigma tata kelola organisasi IKA SMAN 200/1 untuk mendorong peningkatan skill serta profesionalitas alumni dalam konteks semangat zaman.
Bravo IKA SMAN 200/1 Watansoppeng
Foto: Dicomot dari WAG Angk ’90 IKA SMAN 200/1 Watansoppeng