Zain, Kesehatan & Kita

Zain Hamizan Ishak

Tiap kali menyaksikan aksi solidaritas orang-orang di lampu merah sambil membawa sepanduk atau kardus bertuliskan permohonan bantuan yang mengatasnamakan penderita penyakit tertentu untuk keperluan biaya operasi, dalam hati selalu bertanya, bukankah negara menyiapkan asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin?

Pertanyaan itu terus berulang tiap kali meyaksikan peristiwa serupa hingga akhirnya saya menemukan kenyataan kalau permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat miskin jauh lebih kompleks dari yang saya bayangkan selama ini.

Saat bersuka cita merayakan lebaran Idul Fitri bersama keluarga di rumahnya kawan saya kedatangan tamu istimewa, sepasang suami-istri asal Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan dengan anaknya yang baru dikenalnya sekitar sebulan lalu dalam perjalanan dari Makassar. Suami istri itu sedang mengantar anaknya untuk menjalani operasi jantung di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Zain Hamizan Ishak merupakan putra satu-satunya pasangan suami-istri Ishak dan Sumiatin divonis menderita penyakit bawaan jantung bocor dan penyempitan pembuluh darah. Dokter yang menanganinya saat itu menyarankan pada orang tuanya membawa Zain ke RSCM Jakarta setelah usianya menginjak satu tahun untuk menjalani operasi. Karena keterbatasan ekonomi keluarga Ishak baru memutuskan membawa Zain ke RSCM setelah usianya menjelang 3 tahun.

TERKAIT:  Ekuilibrium

Perjalanan Ishak menuju Jakarta tidak terbilang mulus. Sejak meninggalkan rumah di Dusun Banyira, Kec. Sinjai Tengah, Kab. Sinjai sekitar 1 bulan lalu menuju Bandara Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros sudah dihadang kendala. Lalu lintas yang macet sepanjang perjalanan membuat jadwal keberangkatan pesawat tidak terkejar. Bantuan biaya perjalanan hasil donasi dari beberapa OPD yang dikordinir Kadis Kesehatan Sinjai terpakai mengganti tiket yang hangus. Sementara bantuan dari Baznas yang sedianya untuk biaya hidup selama beberapa waktu di Jakarta harus dikorbankan untuk menutup biaya kontrakan saat baru tiba karena tak ada sanak keluarga di rantau. Beruntung Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa ikut mengulurkan tangan dan bermurah hati pada keluarga Ishak menalangi biaya hidup sementara waktu di Jakarta.

TERKAIT:  Pasca JK, IKA Unhas Kembali Terancam Krisis Legitimasi

Untuk pengurusan awal di RSCM atas instruksi Bupati Sinjai keluarga Ishak didampingi perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai membantu menangani administrasi, BPJS, pemeriksaan laboratorium, foto thorax, pemeriksaan darah dan konsultasi dokter jantung. Hari-hari selanjutnya Ishak harus berjibaku sendiri mengurus segalanya selama dì Jakarta, mencari kamar kontrakan yang dekat RSCM serta segala kebutuhan selama bersama istri mengantar Zain untuk melakukan berbagai macam pemeriksaan sebelum operasi dilaksanakan. Salah satunya Zain harus bolak-balik ke Poli Gigi di RSCM karena giginya bermasalah dan harus dioperasi. Dibutuhkan waktu sekitar 2 bulan baru bisa dilakukan operasi gigi di Bulan Juli.

Pasca menjalani operasi gigi Zain harus menjalani 2 kali operasi jantung. Untuk jadwal operasi pertama biasanya menunggu 5 sampai 6 bulan begitu juga untuk jadwal operasi kedua dibutuhkan waktu yang sama sekitar 5 hingga 6 bulan. Harus tinggal lama jauh dari kampung halaman tidak pernah diprediksi Ishak sebelumnya.

TERKAIT:  Kiblat Study Dosen Unhas Idealnya Amerika dan Eropa?

Selama di Jakarta Ishak lebih banyak bergantung pada sahabat serta donasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sulit bagi Ishak mencari pekerjaan selama di ibu kota, bahkan sejak kelahiran Zain, Ishak tidak bisa berbuat banyak. Tiap kali merasa capek usai bermain badan Zain akan membiru dan kondisi baru akan membaik setelah diayun. Kondisi ini yang membuat kedua orang tuanya harus siaga setiap saat dengan ayunan.

Kondisi kesehatannya yang rentan juga disadari Zain sendiri. Setiap habis bermain dan merasakan sesak dan sulit bernafas karena capek secara refleks Zain minta diayun. Menurut pengakuan orang tuanya serta mereka yang pernah mendengarnya, Zain terbilang rajin berdoa memohon kesembuhan terutama di malam hari.

Dengan suara cadel dan terbata-bata sambil menengadahkan tangan bocah yang terlahir dengan katup jantung bocor itu mampu membuat setiap yang melihatnya terenyuh saat berucap, “Ya Allah sembuhkan Zain dari penyakit ini, Aamiin Ya Allah”.