Pilpres dan Sepak Terjang Advokat Iblis

Karena menginginkan semua manusia taat kepada Tuhan, Nabi Sulaiman meminta izin Tuhan untuk merantai semua Iblis agar tak lagi menggoda manusia untuk melakukan kejahatan dan pembangkangan kepada Tuhan. Karena terus didesak akhirnya Tuhan memberi restu.

Alangkah terkejutnya Nabi Sulaiman ketika semua Iblis sudah dirantai justru prilaku manusia jadi berubah total. Tak ada lagi yang mau bekerja, sepanjang hari orang-orang hanya berdoa dan beribadah kepada Tuhan. Dunia sepi dari aktivitas, tak ada lagi hiruk-pikuk di mall dan pasar tradisional. Hotel, panti pijat, gedung bioskop hingga lapangan bola sepi pengunjung. Tak terkecuali anggota Grup WhatsApp IKA Unhas yang terkenal suka baku sikat ikut mengunci mulut.

Menyaksikan kebingungan Nabi Sulaiman, Tuhan lalu mengingatkan, “Tidak ada gunanya merantai Iblis”. Sadar akibat perbuatannya Nabi Sulaiman melepaskan semua Iblis dan dunia kembali semarak.

Kisah ini menyimpan pesan betapa sentralnya peran Iblis dalam kehidupan. Tanpa Iblis kehidupan di dunia tak ubahnya hamparan kuburan yang hening dan orang-orang akan berkumpul di rumah ibadah untuk melantungkan zikir serta kidung pujian. Tak ada lagi sinetron berseri yang membuat ibu rumah tangga terpingkal atau mewek berlinangan air mata menyaksikan idolanya pisah dengan pasangannya.

TERKAIT:  Rumor Politik yang Berkecambah

Menjelang pemilihan presiden tugas Iblis makin bertumpuk, mengompori tim sukses agar saling menghajar, memotivasi mereka terus memproduksi hoaks sembari berbisik ke kuping para bandar agar tak berhenti menggelontorkan dana membiayai buzzer hingga menggoda lembaga survei memanipulasi data agar terjadi pertengkaran mengenai hasil survei yang berbeda.

Karena pekerjaan menggoda dan memprovokasi ini demokrasi menjadi hidup dan penuh warna. Tanpa manusia sadari, Iblis telah bekerja keras melakukan penyaringan untuk memastikan ampas dan sampah tidak boleh melewati saringan. Hanya mereka yang kapabel dan berintegritas yang pantas tampil sebagai leader.

Dalam “The Devil’s Advocate’ besutan sutradara Taylor Hackford yang sukses meraup lebih dari $153 juta di box office dan memenangkan penghargaan Saturnus untuk Film Horor Terbaik publik disuguhi tontonan menarik. Dikawal 2 aktor watak, Keanu Reeves dan Al Pacino yang tampil memukau memerankan sepak terjang Advokat Iblis.

Keanu Reeves yang berperan sebagai Kevin Lomax dalam film ini adalah advokat yang lihai dalam memenangkan kasus yang bekerja di firma hukum besar di New York milik John Milton (Al Pacino) yang sejatinya adalah Lucifer sang Iblis.

Peran advokat di dunia peradilan adalah aktor antagonis berhadapan dengan polisi dan jaksa yang mengambil peran protagonis. Dengan mengambil posisi berlawanan advokat bertugas menguji dan memastikan tugas jaksa dan polisi ditunaikan dengan sempurna. Kebenaran hanya disebut kebenaran jika dibayang-bayangi ketidakbenaran. Tak ada kebaikan jika tak ada kejahatan.

TERKAIT:  Kiblat Study Dosen Unhas Idealnya Amerika dan Eropa?

Hanya saja peran advokat sering disalahpahami publik bahkan oleh advokat sendiri dengan mengatakan advokat tak sepantasnya membela mereka yang jelas-jelas bersalah. Aturan mengenai keharusan seorang advokat mendampingi pesakitan (Miranda Principle) yang sering diabaikan peradilan Indonesia semestinya dipahami dalam konteks peran antagonis advokat untuk menguji dan memastikan tuduhan polisi serta dakwaan jaksa didasarkan pada profesionalitas.

Mengenai pentingnya peran Advokat Iblis, Gereja Katolik Roma memiliki tradisi unik dalam penganugerahan gelar sebagai orang suci (Santo), gereja secara resmi mengangkat Advocatus Diaboli untuk (Perwakilan Iblis) untuk mendebat dan mengambil posisi antagonis demi memastikan kandidat tersebut berhak meraih gelar terringgi sebagai Santo karena teruji mampu melewati kehidupan yang baik dan heroik lewat proses kanonisasi di hadapan Advokat Iblis.

Peran antagonis Iblis ini menurut Aslan Abidin, Sastrawan yang juga akademisi merupakan tugas mulia. Aslan menyebut tugas mulia tersebut sebagai permurnian yang hanya mampu dikerjakan mahluk cerdas dan berpengalaman seperti Iblis. Malaikat yang perannya menjalankan tugas rutin menyembah dan menjalankan perintah Tuhan secara mekanistik tak mungkin menjalankan peran yang membutuhkan kecakapan khusus sesuai dengan karakter manusia yang dihadapi.

TERKAIT:  Program Kolaborasi, Sebuah Gagasan Brilian

Menimbang ketaatan dan kerja keras Iblis memastikan manusia bisa lolos dari berbagai ujian baik berupa kegagalan, penyakit, kemiskinan termasuk kesuksesan, kekayaan atau nikmat kesehatan hingga mencapai kesabaran dan peringkat taqwa. Prestasi Iblis ini menurut sejumlah kalangan Iblis telah menjalankan tugasnya dengan baik hingga berhak atas syurga.

Sementara pada momentum Pilpres ini apa yang diperankan Najwa Shihab lewat Mata Najwa atau Karni Ilyas dengan ILC-nya serta debat terbuka Bacapres yang digagas dan diselenggarakan mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI, termasuk tingkah Alifurrahman Asyari yang mengirim rumor ke publik mengenai dugaan Menteri Pertahanam Prabowo Subianto mencekik dan menampar Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat rapat kabinet merupakan bagian dari kerja-kerja Iblis.

Peran Devil’s Advocate secara telanjang pada tokoh masyarakat sipil yang mengambil posisi antagonis dan berhadap-hadapan dengan kekuasaan seperti Rocky Gerung, Mulawarman, Denny Indrayana, Refly Harun dan seterusnya.

Dengan bersikap oposan pada kekuasaan serta mengkritisi dan menguliti gagasan Bacapres diharapkan publik mampu menilai dan membedakan yang mana emas dan yang mana tembaga.