Dari pemberitaan sejumlah media lokal publik menyaksilan aktivitas bakal calon Bupati Soppeng yang bisa dijadikan rujukan menilai personal branding yang ingin mereka bangun.
Dengan menghadirkan karakter tertentu lewat berbagai aktivitas bakal calon ingin menciptakan citra positif untuk meraih simpati pemilih.
Pasangan SUKSES (Suwardi Haseng/Selle KS Dalle) misalnya terlihat cukup konsisten menggelar aktivitas membenahi fasilitas publik (public good) seperti memperbaiki jalan serta mengundang kelompok majelis taklim bersilaturahmi.
Sebagai strategi personal branding nampak jelas karakter yang ingin ditonjolkan pasangan SUKSES adalah karakter peduli dan suka berbagi.
Apakah pilihan karakter peduli ini memiliki pengaruh besar secara elektoral dibanding misalnya pilihan karakter hero, tersalimi, terpelajar reformis atau innocence?
Jawaban atas pertanyaan ini sangat tergantung pada jenis karakter yang dikehendaki mayoritas pemilih di Kabupaten Soppeng dan untuk memastikannya dibutuhkan hasil survei.
Secara nasional kita dengan mudah mengakses hasil riset sejumlah lembaga mengenai karakter dominan yang dikehendaki publik, termasuk pilihan kaum millenial dan gen z.
Hal penting yang mesti diperhtiikan serius balon atau paslon kaitannya dengan pilihan karakter yang diusung adalah bagaimana memastikan karakter yang ingin ditonjolkan memiliki relasi dengan track record-nya yang dengan mudah diakses publik
Bagi kandidat pilihan paling mudah dengan menampilkan karakter ibu yang peduli dan sayang dengan cara suka berbagi atau memiliki sikap dermawan terutama jika kandidat bersangkutan memiliki logistik besar.
Namun apa pun jenis karakter yang ingin ditonjolkan akan sulit terbangun relasi emosional dengan pemilih jika karakter yang dipilih tidak sesuai dengan rekam jejak kandidat bersangkutan.
John Grant, pakar marketing dan penulis buku: “After image; Mind- altering Marketing” menyebut hari ini pencitraan tidak bisa lagi dengan basa-basi serta omong kosong dengan memanfaatkan medsos. Kepura-puraan tidak akan mempengaruhi prilaku.
Politisi yang berusaha tampil dengan bermacam citra dengan memanfatkan media sosial maupun konvensional tidak mudah memanipulasi kesadaran publik di era di mana semua orang memiliki jejak digital yang bisa diakses. Jejak digital dengan mudah menelanjangi karakter mereka yang sebenarnya jika berusaha tampil manipulatif.
Dalam situasi seperti ini tidak ada pilihan bagi kandidat kecuali menampilkan karakter mereka yang genuine. Sialnya, berusaha tampil secara autentik tidak mudah jika faktanya karakter yang bersangkutan pada dasarnya tidak bersesuaian dengan nilai ideal diharapkan. Akibatnya banyak pemberitaan yang justru membuat kandidat terlibat konyol penampilannya di media sosial kontras dengan karakter mereka yang sebenarnya.
Pasangan SUKSES mengawali gebrakannya dengan membenahi fasilitas publik dengan memilih karakter sebagai ibu yang peduli.
Sementara kehadiran Andi Adawiah yang mendampingi Andi Mapparemma memberi warna baru dengan mengusung isu inklusi.
Narasi global mengenai pengarusutamaan gender, perlindungan anak, harapan akan perlakuan yang adil terhadap komunitas trans gender, pemenuhan hak penyadang disabilitas sepertinya segera menemukan ibu yang siap merawat, melayani dan melindungi mereka dari ketidakadilan pembangunan yang berpihak pada mayoritas.
Pada akhirnya semua berpulang pada warga Soppeng, karakter penimpin seperti apa yang diharapkan sehingga mampu mengantar masyarakat meraih kesejahtraan dalam lima tahun ke depan.