Hasil real count lembaga survei di pilkada Maros menunjukkan perolehan paslon Chaidir Syam-Muetazim Mansyur (CS-TA) berselisih 50 ribu lebih suara dari kotak kosong dengan memborong kemenangan di 14 Kecamatan.
Kemenangan telak paslon CS-TA sudah diprediksi jauh hari. Dua lembaga survei yang mengawal paslon CS-TA sejak awal mengunggulkan CS-TA dengan persentase keterpilihan di angka 70 persen.
Perolehan suara paslon CS-TA yang sedikit di bawah ekspektasi ini diperkirakan akibat rendahnya partisipasi pemilih. Dari total 278. 930 pemilih yang terdaftar dalam DPT kurang dari setengahnya yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya.
Secara keseluruhan hingga saat ini pilkada Maros berlangsung aman dan demokratis.
Catatan ringan ini mencoba memungut serpihan informasi yang berserakan di kedai kopi untuk melihat seberapa besar pengaruh tokoh serta elit politik lokal yang terlibat mendukung Kotak Kosong menggerus paslon CS-TA.
Atau dengan kata lain, seberapa relevan upaya glorifikasi ketokohan berpengaruh signifikan mampu mempengaruhi pemilih dalam kontestasi politik pilkada di Kabupaten Maros.
Pasca hitung cepat masih sulit bagi sebagian orang menerima fakta bahwa keterlibatan tokoh sekelas Ir. H.M. Hatta Rahman, MM., mantan Bupati Maros dua periode dengan berbagai atribut lainnya seperti mantan Ketua DPRD Maros serta, mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Maros yang juga seorang pengusaha serta keterlibatan sejumlah tokoh lain yang namanya ikut disebut seperti H. Andi Husain Rasul, Andi Fahry Makkasau serta Plt Bupati Maros Suhartina Bohari dan seterusnya ternyata belum sanggup menandingi ketangguhan serta keuletan Chaidir Syam serta tim pemenangan paslon CS-TA.
Dari berbagai platform media sosial, publik menyaksikan upaya perlawanan para elit serta tokoh tersebut terhadap paslon CS-TA yang tidak bisa dianggap enteng.
Pernyataan Hatta Rahman yang disampaikan secara terbuka di medsos berdasarkan informasi yang diterima selama berkeliling mensosialisasikan serta mengajak warga memilih kotak kosong menyimpulkan kalau mayoritas masyarakat Maros menginginkan kemenangan kotak kosong.
Soal keseriusan pendukung kotak kosong mengawal dan memastikan berlangsungnya pilkada bersih juga tidak tanggung-tangggung, LSM Pekan 21 yang dinahkodai Amir Kadir dan dikenal publik sebagai pendukung kotak kosongĀ bahkan bertindak mengatsnamakan kotak kosong melaporkan dugaan pelanggaran tim CS’TA baik di Bawaslu maupun langsung ke penyidik kepolisian berhasil meraih akreditasi KPU Maros sebagai pemantau serta memastikan melibatkan relawan pemantau selaku saksi pada setiap TPS sebagai saksi kotak kosong pada saat pencoblosan kemarin.
Keberhasilan Amir Kadir ini terlihat dari kemampuannya mengirim sekitar 70 utusan dalam Bimtek saksi yang diselenggaran Bawaslu Maros menjelang pencoblosan.
Kemampuan LSM Pekan 21 memobilisasi relawan sebanyak itu dalam rentang waktu yang sedemikian singkat patut diacungi jempol mengingat kepastian kelolosan sebagai lembaga pemantau berakreditasi yang secara resmi baru diputuskan pada 16 November 2024.
Belakangan beredar rumor kalau Pekan 21 berhasil menggerakkan komunitas Pramuka Maros berkat partisipasi tokoh berpengaruh di komunitas cucu Robert Baden-Powell, Butta Salewangeng
Keberhasilan kubu kotak kosongĀ menghadirkan saksi pada setiap TPS yang secara keseluruhan berjumlah 600-an yang konon kabarnya berhasil menarik aktivis pramuka dalam palagan politik pilkada merupakan prestasi luar biasa dari LSM Pekan 21 serta tokoh yang ikut terlibat di dalamnya.
Sementara di platform media sosial tampil sejumlah aktor yang sangat getol menyuarakan kotak kosong. Di grup whatsApp Gladiator misalnya yang mayoritas di huni mantan aktivis serta warga Maros lainnya, nama H. Anwar tokoh masyarakat Maros yang sukses di perantauan dan berdomisili di Papua sangat aktif mengkritisi paslon CS-TA dan gencar mengedepankan isu putra daerah.
Nama Haji Malik yang juga sukses mengadu nasib sebagai pengusaha di Papua dan kini kembali ke kampung halamannya membangun Maros ikut disebut-sebut berada dibalik kotak kosong sekalipun beliau sempat mengungkapkan dukungan secara terbuka ketika dikunjungi Chaidir Syam di kediamannya.
Pengusaha yang kabarnya berbisnis SPBU di Papua sana kini mencoba mengadu keberuntungan dengan melakukan ekspansi bisnis dengan membangun SPBU di kampung halamannya serta usaha lainnya. Nama Haji Malik mulai melenting semenjak berhasil mengantar dua anaknya melenggang ke kursi legislatif Maros melalui Partai Golkar, sekalipun gagal memuluskan jalan anak mantunya ke Senayan melalui NasDem pada pemilu legislatif lalu.
Dalam kepungan tokoh serta elit Maros ini, Chaidir Syam yang diserang kampanye negatif hingga kampanye hitam tetap tenang dan mampu menepis semuanya tanpa sikap jumawa. Sikap Chaidir Syam sekali lagi menunjukkan sosoknya sebagai politisi dengan kemampua leadership yang baik serta kematangan emosional membuatnya mampu memenej tim dan mengontrol serangan lawan politiknya. Dengan bekal ini Chaidir mampu mengendalikan turbulensi dahsyat saat wakil sebelumnya, Suhartina Bohari dinyatakan TMS