BTP Rumah Bersama

BTP

Menyadari manfaat serta pentingnya media sosial sebagai sarana komunikasi serta silaturahmi, warga Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP) beberapa jam lalu menghadirkan Group WhatsApp, “BTP Rumah Bersama”. Ide yang melatari kehadiran group tersebut adalah kegelisahan warga akan berbagai permasalahan terutama problem banjir yang selalu menjadi langganan warga BTP setiap musim penghujan datang.

Masalah banjir bagi warga BTP dirasakan sebagai momok menakutkan. Setiap musim hujan genangan bukannya berkurang malah makin meninggi. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi setidaknya mengurangi dampak banjir tidak cukup siginifikan untuk tidak mengatakannya tidak ada sama sekali. Malahan belakangan dengan intensitas curah hujan yang terbilang normal pun bisa mengakibatkan genangan yang cukup mengganggu.

Dari perbincangan dengan warga diduga penyebab utama banjir atau genangan adalah akibat tidak berfungsinya secara maksimal kanal BTP sepanjang sekitar 1000 m yang berfungsi sebagai muara berbagai drainase warga. Kondisi kanal yang terus mengalami pendangkalan, pencemaran oleh beragam sampah serta serbuan eceng gondok membuat kanal tidak lagi berfungsi maksimal mengalirkan air yang berhilir ke sungai Tallo yang seterusnya mengalir ke laut. Akibatnya hidup warga dihantui kecemasan karena setiap saat terutama di musim hujan kemungkinan banjir akan merusak peroperti mereka. Belum lagi kondisi pinggir kanal yang nampak jorok, sampah berserakan menciptakan kesan kumuh.

TERKAIT:  Rumor Politik yang Berkecambah

Kebijakan pemerintah atau instansi terkait untuk mengatasi banjir setidaknya mengurangi dampak tingginya intensitas curah hujan tidak pernah dilakukan secara serius semisal membersihkan serta melakukan pengerukan terhadap kanal untuk mengangkat endapan yang menyebabkan aliran air tidak berjalan lancar. Intervensi pemerintah selama ini lebih sebagai pemadam kebakaran sehingga tidak mampu melihat kompleksitas permasalahan yang ada.

Beranjak dari kondisi tersebut Group WhatsApp, “BTP Rumah Bersama” dihadirkan sebagai forum bagi warga untuk mendiskusikan sekaligus mencari jalan keluar terhadap permasalahan banjir ini termasuk permasalahan lain yang dihadapi warga.

Group yang baru beberapa jam dibuat sudah memunculkan pandangan bernas. Dipa Negara, salah seorang warga menyampaikan masukan yang sangat menarik: “Alhamdulillah semoga ide-ide cemerlang dari warga btp dapat direspon oleh pemerintah setempat karena kalau ini jadi kolam resepan atau berfungsi juga sebagai kanal pembuangan yang akan memberikan dampak positif bagi perumahan sekitarnya”.

TERKAIT:  Program Kolaborasi, Sebuah Gagasan Brilian

Selanjutnya menurut Dipa: “Pembuatan kanal yg berfungsi sebagai resapan akan menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah sehingga dapat menjaga keseimbangan hidrologi air tanah hal ini dapat mencegah intrusi air laut mengisi pori-pori tanah yang akan mencegah terjadinya penurunan tanah, mereduksi dimensi jaringan drainase serta menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah. Hal ini juga akan memperbaiki air sumur yg ada di perumahan. Mari kita perjuangkan bersama demi kepentingan kita semua”.

Sementara Mursalim Jalil yang juga seorang advokat mengingatkan: “Berdasarkan info dari pihak Perumnas saat lokasi sekitar kanal dipasarkan ke publik, lokasi tersebut sengaja tidak ditimbun karena akan diserahkan ke Pemkot/Pemprov untuk sarana jalan BTP tembus ke Daya”. Namun warga lain merespon rencana lama tersebut dengan mengatakan, “Apa pun rencana pemerintah terhadap kanal tersebut tidak seharusnya fungsi kanal sebagai kolam resapan dan pembuangan beralih fungsi karena kalau itu sampai terjadi resiko yang akan ditanggung warga terlalu berat. Tidak boleh sebuah kebijakan mengorbankan rakyat banyak”.

TERKAIT:  DIKEPUNG MASALAH, SOPPENG BUTUH PEMIMPIN VISIONER

Sebagaimana keinginan warga semoga kehadiran group ini menjadi wadah  silaturahmi untuk menjalin keakraban bagi sesama warga dengan harapan menjadikan BTP sebagai rumah bersama yang nyaman, aman serta bersahabat sebagai tempat tinggal dan tempat beraktivitas bagi warga dan masyarakat luar.