Program Kolaborasi, Sebuah Gagasan Brilian

IKAUH

Menjelang siang hari ini, 2 Juni 2022 di Sekretariat IKA Unhas di Lantai 3 AAS Building, Jl. Urip Sumoharjo Makassar berlangsung rapat internal Pengurus IKA UH Bidan Sosial Kemasyarakatan, Agama, Tanggap Darurat, Bencana dan Lingkungan Hidup yang dipimpin langsung Wakil Ketuanya Dr. Apt. H.A.M. Yaqkin Padjalangi, M.Kes. Meskipun tidak dihadiri seluruh pengurus serta anggota divisi akibat bertepatan dengan jam kerja serta aktivitas lain pengurus yang tidak kalah penting namun tak menyurutkan semangat mereka yang hadir.

Agenda rapat yang ditentukan jauh hari yang meliputi perkenalan pengurus, penyusunan program kerja masing-masing divisi serta hal lain yang dianggap signifikan di luar prediksi bergeser menjadi semacam brainstorming, akibatnya rapat jadi alot. Inilah risiko kalau peserta rapat umumnya mantan aktivis mahasiswa.

Pasca rapat di buka dengan perkenalan pengurus tanpa sadar agenda rapat tiba-tiba melebar pada penyampaian gagasan dari beberapa peserta hingga nyaris lupa pada agenda inti penyusunan program kerja. Isu lingkungan yang diusung oleh kawan-kawan profesional yang berlatar NGO dan dosen yang selama ini terlibat dalam penanganan berbagai isu lingkungan menjadi dominan. Beragam gagasan bermunculan, dari ide mengintroduksi pemahaman mahasiswa akan pentingnya kesadaran lingkungan, isu tata kelola sampah Kota Makassar yang belum maksimal, isu limbah B3 yang tidak ditangani khusus, TPA yang over kapasitas, nilai kompensasi terhadap masyarakat sekitar TPA akibat polusi mencapai 7 miliar hingga gagasan mengaktifkan Bank Sampah di tengah masyarakat sebagai solusi penanganan sampah menjadi bahasan seksi termasuk mereka yang berlatar profesi non lingkungan.

TERKAIT:  Ika Unhas, Untuk Alumni & Masa Depan Negeri

Isu tata kelola lingkungan yang salah satunya mengenai permasalahan persampahan disadari sebagai hal mendesak dan menjadi problem serius pemerintah Kota Makassar sehingga terlintas gagasan untuk menjadikan isu persampahan sebagai salah satu agenda atau program prioritas Bidan Sosbudlingk. Karena dipandang problem serius serta bersinggungan dengan semua divisi penting ditawarkan untukĀ  didiskusikan lebih lanjut. Ide mengenai pentingnya agenda atau program prioritas ini datang dari Wakil Ketua Bidan yang selalu tampil ramah dan bersahabat.

Selain gagasan mengenai agenda unggulan ini beliau juga mengharapkan kegiatan bersifat kolaboratif dalam arti setiap kegiatan melibatkan setiap divisi karena pada prinsipnya kegiatan satu devisi terkait secara signifikan dengan devisi lain. Bidan sosial kemasyarakatan, tanggap darurat dan bencana alam serta lingkungan sejatinya merupakan aktivitas yang tak terpisahkan. Pada saat bersamaan Ide atau gagasan mengenai kegiatan atau program unggulan dengan bersinegi dan kolaboratif diharapkan menjadi pembeda dengan IKA universitas lain.

TERKAIT:  DIKEPUNG MASALAH, SOPPENG BUTUH PEMIMPIN VISIONER

Akhirnya pria maskulin yang pada nama akun whatsApp-nya tertulis ~Cappo~Petta Cambang ini lebih suka memperkenalkan diri sebagai penjual kopi (owner Warkop Cappo) tinimbang apoteker, dosen atau politisi yang pernah tiga periode menjadi anggota DPRD Sulsel atas saran Anwar Wahab atau yang akrab dipanggil bang Jhoni segera mengendalikan jalannya rapat agar tidak berlarut-larut dengan meminta setiap yang hadir segera membentuk tim perumus untuk mendiskusikannya program kerja pada divisi masing-masing yang untuk selanjutnya akan dilakukan finalisasi pada hari Sabtu mendatang sebelum diajukan dalam pleno.

 

 

 

 

 

Tak banyak yang tahu ucapan terakhir Marie Antanette sebelum kepalanya berpisah dengan tubuh di depan orang banyak di alun-alun kota Paris. Saat berjalan mengikuti takdirnya menuju G. Marie tak sengaja menginjak kaki algojo yang sama yang mengeksekusi Louis ke XI suaminya dengan refleks Antabette berujar; ” Maafkan saya tuan, saya tak sengaja”.

TERKAIT:  Pasca JK, IKA Unhas Kembali Terancam Krisis Legitimasi

Ratu yang terkenal gemar berfoya-foya menghabiskan uang negara menjelang akh8r hayatnya menunjukkan budaya agung aristokrat Prancis yang dengan rendah hati mengakui kelalaiannya menginjak kaki sang algojo.

Saat Antanette berjalan menuju alhojo untuk menyerakan untuk membiarkan kepalanya terpisah dengan tubuhnya sang ratu tak terprovokasi dengan hinaan dan provokasi massa karena itu para Sejarawan menyebutnya mati terhormat.

Karena rasa malu akibat gagal dalam pekerjaan elit bisnis serta penguasa di Jepang dan Korea memilih menhabisi hiduonya. Tradisi sappoko di Jepang dipuj8 sebagai budaya tinggi sebagai Maria Antenette tak meminta keringanan hukuman dan tak bereaksi terhafap provokasi di alun-aoun Paris saat berjalan menuju alg9jo yang aian memisahkan ke0alanya dari tubuh eloknya.

Sifat ksatria tidak hanya datang dari seorang yang mempertatuhkan hidupnya untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya seperti yang dirunukkan Wolter Monginsidi, anak muda belasan tahun yang tak meminta keringanan hukuman dan tak gentar menghadapi regu tembak Belanda di Polombangkeng Selatan.